Mempertanyakan Voli #3: Bagaimana Media Mengawal Voli Kita

Dari TV sampai medsos, gaung voli kini bisa diadu dengan olahraga tepok lainnya

Fikri Rachmad Ardi
8 min readDec 22, 2023
Lapangan tarkam biasanya begini. Abdullah Ahmad di Unsplash

Menonton bola voli bisa dengan berbagai cara. Ada dua yang populer (dan bertambah satu di era modern) untuk urusan ini, menontonnya langsung di lokasi, atau menontonnya lewat televisi (bahkan berkembang melalui internet). Semuanya membantu kita dalam memahami dan mengawal perjalanan bola voli kita ke arah yang dikehendaki.

Memang, perjalanan kita dalam mengawal voli ini cukup terseok-seok, khususnya bagi penikmat voli yang baru tune-in di era Rivan Nurmulki, Megawati Hangestri, dan kawan-kawan pada tahun 2020-an — termasuk saya. Minimnya informasi pada era 2000-an (yang saat itu hanya bermodalkan media cetak dan TV saja) membuat penikmat voli kurang antusias dan puas. Apalagi, sejak diketahui bahwa prestasi tim ini di level internasional yang kurang moncer, bikin para penggemar juga seadanya dalam mendukung olahraga tepok bola ini.

Kehadiran internet, termasuk media sosial, semakin meningkatkan atensi masyarakat akan olahraga ini. Selain prestasi timnas yang perlahan membaik, keberadaan para pemain yang terpilih untuk bermain di luar negeri semakin membuat bola voli jadi olahraga yang perlu diperhitungkan para pemangku kepentingan untuk berprestasi. Diamini di DBON malah. Bola voli yang dahulu hanyalah olahraga yang dimainkan seadanya, kini siap jadi olahraga industri yang mampu menggaet penggemarnya.

Berterimakasihlah pada media-media arus utama seperti televisi dan media baru seperti situs web dan media sosial yang membantu voli tetap bergaung di Indonesia.

Media Cetak Sang Pengarsip Sejarah

Halaman 9 Fokus Tabloid “Bola” yang mengangkat persiapan penyelenggaraan Proliga pada tahun 2022. BOLA 1 Februari 2002 via Superwaw

Sebelum adanya TV, media cetak seperti tabloid dan harian dahulu adalah sumber berita nomor 1 dalam mengawal aneka isu, termasuk di bidang olahraga. Ini pula yang membantu kita dalam mengetahui apa yang terjadi pada masa lalu, saat di mana internet belum menjadi referensi yang diandalkan saat mengorek apa yang terjadi di masa lalu.

Di Mempertanyakan Voli #1, arsip dari koran dan tabloid menjadi pegangan kita dalam menguliti sejarah bola voli nasional. Walau jelas informasi tersebut masih embrio, ini membantu kita dalam sedikit memahami bagaimana kompetisi bola voli dan hasil timnas di kompetisi internasional berjalan. Di akhir tulisan tersebut, sebuah saran penting dicatatkan bahwa,

…menggali informasi soal apa yang terjadi pada perbolavolian kita di era tersebut akan menjadi sebuah topik penelitian yang sangat menarik…

Saya mengapresiasi siapapun yang berani menulis almanak bola voli kita dari zaman dulu hingga kini. Tantangannya berat, terutama dalam mengumpulkan informasi sebelum tahun 1990-an yang tak dipublikasikan secara terbuka.

Putus Nyambung Voli dengan Televisi Lokal

Psst… bagian ini mungkin akan dibahas lebih detail dibandingkan bagian lainnya. Anda penyuka dunia penyiaran harus baca bagian ini.

Kita pernah berada di era rokok menjadi tulang punggung kompetisi profesional bola voli. HM Sampoerna/PBVSI via Viva

Kalau Anda ingat Lativi, sebuah stasiun televisi nasional dalam negeri tahun 2000-an yang kini kita kenal sebagai tvOne, sebagian masyarakat mungkin mengenalnya dari program-program anak — terutama kartun, kontes dakwah anak saat Ramadan, film panjang ala Barat, hingga program FTV esek-esek. Bagi Volimania sejati, Lativi dan tvOne menjadi hub utama para pemirsanya dalam menyaksikan voli. HM Sampoerna, sebuah perusahaan rokok raksasa nasional, yang saat itu masih diperbolehkan mensponsori ajang olahraga berani menyewa slot sore Lativi yang lowong saat akhir pekan menjadi blocking time Proliga. Hal yang rutin dilakukan saban Ahad setiap pukul 15.00 WIB demi memuaskan sajian voli pemirsanya.

Iya, hanya sekali sepekan di jam 3 atau 4 sore itu. Sisanya silakan Anda tonton langsung di lokasi.

Sejak PBVSI memulai Proliga pada 2002, Trans TV mendapatkan amanah untuk menyiarkan liga ini satu hingga dua kali sepekan. Iya, seterbatas itu. Pola yang sama berlanjut saat liga ini berpindah tangan ke antv pada 2004, TV7 pada 2005 dan 2006, dan Lativi berlanjut tvOne pada 2007 sampai 2015. Diirit-irit siarannya, baru ditayangin kembali hingga final karena saat itu program olahraga dan hiburan lain lebih oke buat pemirsanya. (Side note: makasih loh buat Radityo M. Aufar buat arsip lengkap acara jadulnya.)

Seperti apa final terakhir Proliga yang tayang di tvOne? Tengok ini. PBVSI/tvOne/Indihome TV

Minimnya jadwal tayang Proliga pada era tersebut cukup bikin sedih, mengingat antusias masyarakat menonton liga ini sangat tinggi. Harap maklum, dengan jumlah TV nasional yang tak sampai 15 saat itu, menaruh Proliga di selot yang tepat gampang-gampang susah. Kartu rating pun dikeluarkan sebagai jurus TV dalam menayangkan liga ini, hanya di saat-saat ramai ditonton saja, final misalnya.

Itu pun kadang setengah hati. Pada awal 2010-an, diakui salah satu penulis anonim di sebuah blog bola voli, TV tersebut hanya komitmen menayangkan 3 set dari sebuah final Proliga. Karena bersifat blocking, TV ini menyetop siaran final pertandingan tersebut, padahal saat itu pertandingannya tembus set keempat. Apa gak marah penonton? 😅

Lanjut blog tersebut, terseok-seoknya pendanaan kompetisi setelah HM Sampoerna pergi membuat PBVSI secara mandiri menjual Proliga ke televisi. Karena pola blocking time tidak efektif (lihat paragraf sebelumnya), untuk membuat tayangan pertandingan secara full pun federasi ini terpaksa harus mengongkos sendiri agar TV berminat menayangkannya. Itu pun hanya saat empat besar saja, laporan Jawa Pos pada 2015 mengamini hal tersebut. Kekecewaan penonton terhadap kekeringan siaran bola voli sangat jelas, tapi memaklumi jelas tidak cukup.

Soal ini, bahkan sampai ada petisi daringnya loh. Mawahib Affandhy/change.org

Secercah harapan saat Kompas TV muncul jadi pemegang hak siar Proliga pada 2016. Di TV ini, mereka konsisten berjanji untuk menyiarkan kompetisi ini secara rutin, walau tetap saja hanya tayang satu kali pada Sabtu dan Minggu (artinya dua kali sepekan). Masih minimalis, namun setidaknya sudah ada itikad baik. Setahun setelahnya, Proliga berbalik ke zaman jahiliyah pkarena tidak ada yang berminat menayangkannya hingga paruh pertama kompetisi usai. Beruntung, iNews mengambil hak siar dari sisa musim yang ada dan menayangkannya hampir lengkap hingga final.

Set final yang mengejutkan Volimania saat itu. Ngacung, siapa yang baru tahu ada TV ini dari kejuaraan ini? SMMTV/iNews

Kalau kalian ingat, iNews juga pernah menjadi TV yang menyiarkan perjuangan timnas putra Indonesia meraih hasil mengejutkan di kandang sendiri saat Kejuaraan Bola Voli Putra Asia 2017. Memang, penyajian pertandingan dari para komentatornya bikin garuk-garuk kepala dibandingkan saat ini. Namun, keberadaan Kejuaraan Asia inilah yang sedikit banyak bikin iNews banting setir jadi TV setengah berita setengah olahraga seperti yang kita kenal sekarang.

Kemitraan iNews dan Proliga berlanjut pada Proliga 2018 dengan penayangan hampir semua pertandingan hingga final dan berlanjut pada 2019 dan 2020 sebelum pandemi datang. Yang menarik, PBVSI tetap menyediakan streaming gratis di YouTube resmi federasi tanpa mengganggu iNews yang nyaman dengan siaran mereka sendiri tanpa blokir video. Hingga tahun tersebut, keduanya berjalan beriringan, bahkan iNews pun perlahan membentuk citranya sebagai TV voli, seiring prestasi timnas putra di SEA Games 2019 moncer saat ditayangkan di TV kakaknya, MNCTV. Sementara itu, voli juga cukup mendapat eksposur saat ditayangkan sebagai cabang lomba di Asian Games 2018 di negeri sendiri, sampai ditayangkan Indosiar loh. Walau, ya kebanyakan ditayangkan di Vidio sih ujung-ujungnya.

Hingga 2023, kita mengenal Moji (sebelumnya O Channel) sebagai sumber sentral kalau menayangkan bola voli lokal. Bahkan, bola voli menjadi sumber bisnis tersendiri setelah masyarakat sudah tertancapkan pikirannya soal TV ini. Kemitraan PBVSI (yang ketuanya juga menduduki kursi sebagai pengendali Emtek) dengan Moji sejak pandemi mereda sedikit pada 2022 (bahkan oleh Emtek sendiri sejak Livoli Divisi Utama 2019) memang pas dan berprivilese. Jadi jangan heran kalau hampir semua pertandingan bola voli lokal bisa ditayangkan di sana. Sementara itu, Moji tidak bisa apa-apa saat voli disiarkan sebagai bagian dari cabang olahraga di sebuah pesta olahraga yang hak siarnya dimiliki grup lain. Harap maklum, cap masyarakat ke TV ini kuat sekali.

Akan ada bahasan khusus soal Moji di tulisan selanjutnya. Kepanjangan kalau di sini.

Internet dan Konsekuensinya bagi Bola Voli

Bagi para pecinta bola voli, situs volimania.org menjadi cerminan bagaimana nyaris seluruh pertandingan bola voli kita didokumentasikan dengan baik. Memang, situs ini sudah hilang dari peredaran kalau kalian buka sekarang, tetapi arsipnya yang masih tersimpan dengan baik di server Wayback Machine. Di sinilah arsip nyaris seluruh pertandingan bola voli nasional tersedia. Mereka juga dengan senang hati bisa saling sapa dengan aktor voli yang terlibat. Hangat, serasa tak berjarak.

HM Sampoerna/tvOne. Kalau hilang videonya, masih ada di Facebook

Mereka, Volimania, menjadi pengawal informasi dan keseruan pertandingan di tingkat suporter. Tidak hanya sekadar berkumpul dan menonton serta memberikan informasi, Volimania (beserta situsnya) adalah suara para penggemar dalam mengembangkan bola voli lebih baik lagi, termasuk pada masa-masa transisi kompetisi Proliga saat kehilangan Sampoerna, yang membuat jumlah tayangan di televisi minimalis betul.

Ada ratusan situs berita yang memberitakan Megawati Hangestri di V-League Korea. Anomali yang tak hadir sebelum 2020 saat pemain Indonesia abroad dan diberitakan semasif ini. Agregasi melalui Google News

Bak “Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti”, tongkat update perbolavolian kita kini diteruskan pada media elektronik (terutama situs berita) yang terus mengawal apa yang terjadi pada olahraga ini. Sejak 2023, para pemilik situs berita berlomba-lomba menguliti semua hal yang terjadi di bola voli, wabilkhusus profil (selalu ramai dibaca loh) pemain, jadwal, dan hasil kompetisi. Sebuah semangat yang diteruskan para pecinta bola voli hingga menjadikan olahraga ini sama dikenalnya seperti bulu tangkis, apalagi sepak bola.

Catatan khusus diberikan buat beberapa situs yang memiliki effort lebih dibandingkan lainnya, tidak hanya bermodal sadur dari kantor berita Antara saja. Saya bisa rekomendasikan beberapa di antaranya.

  • Kompas.com dan Tribunnews. Memiliki effort lebih dalam memberitakan beberapa isu dan beberapa hal di balik layar bola voli kita, terutama bagaimana mengkrosceknya langsung ke sumber utama.
  • CNN Indonesia. Memiliki semangat yang sama dengan Kompas dan Tribun dengan langsung terjun ke narasumber (contohnya saat kasus Rivan vs Jiang Jie vs PBVSI). Kadar berita volinya jauh lebih banyak ketimbang tahun lalu.
  • KLY (Liputan 6, Bolacom, Bolanet, Merdeka, dan lainnya). Harap maklum, bos federasinya megang Emtek. Jadi, jaminan informasi kompetisi A1 utamanya disebar dari grup mereka ini.
  • Beritasatu. Salah satu wartawan di situs ini, Bernardus Wijayaka, adalah anggota pengurus PBVSI hingga artikel ini mengudara. Percayakan hampir semua informasi soal kompetisi PBVSI ke media ini, terutama saat beritanya ditulis oleh beliau.
  • Jombang Update, bagian dari Pikiran Rakyat. Pejuang profil bola voli, bahkan pemain yang kita tidak pernah ketahui tersaji di sini. Volleybox versi teks. Situs lain mana bisa begini?
  • Sportcorner. Satu lagi situs ajaib yang menguliti bola voli lokal sampai ke akarnya, bahkan sampai gosip dan gaya hidup para pemainnya sekalipun. Rekomendid.

Istilah “Volimania” kini diwariskan menjadi kata benda bagi kita, para penggila voli. Ini cocok bagi kita yang menggilai bola voli dari sisi mana pun: tidak hanya soal pemain, klub, atau tim nasionalnya. Bahkan pemerhati kompetisinya pun juga masuk ke dalam seorang Volimania ini. Memang pada akhirnya, voli akan digandrungi siapa pun, dan tidak terkhusus digilai oleh pihak tertentu saja.

Jadi, Volimania adalah? Google Images

Di jagat maya, pemantik diskusi perbolavolian didukung dengan senang hati oleh ribuan akun bola voli. Di Facebook, ratusan grup diskusi bola voli juga mendukung geliat bola voli dari berbagai sisi, bahkan kita bisa mengetahui perbolavolian dari negara yang kita tidak pernah tahu sebelumnya. Di X, hype-nya bola voli masih diasosiasikan sebagai perjuangan pemain Indonesia di dunia bulu tangkis, makanya ada avkor-avkornya. Namun demikian, sudah mulai diarahkan kok agar bahasannya lebih mengglobal. Bagi penonton video vertikal, kalau sudah gandrung dengan bola voli, semua vide yang ada di laman medsosmu isinya itu semua, apalagi kalau isinya spike jedag jedug menghujam Bumi.

Well, media sangat membantu kita dalam memahami voli lebih baik. Apa pun medianya, biarpun waktu silih berganti sehingga menikmati olahraga ini juga butuh penyesuaian, kita masih bisa mengawal olahraga ini sampai ke titik terkecil. Tentu kita berharap dengan transparansi dan minat masyarakat terhadap voli, Indonesia akan makin serius menjadikan olahraga ini sebagai olahraga industri pencetak prestasi dan cuan. Federasi, catat ya.(*)

Masih banyak unek-unek lain soal bola voli nasional yang belum tercurahkan di sini. Seri #MempertanyakanVoli akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. Stay tuned.

--

--

Fikri Rachmad Ardi

NEW SERIES: MEMPERTANYAKAN VOLI - Oktober 2023 - Juli 2024. Juga menulis seri Bicara Layar Kaca apabila sempat.